Ayonusa.com – Dalam pameran tunggalnya ke-4, From Chinatown With Love berlangsung di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, sejak Jumat 3 Oktober sampai dengan Minggu 5 Oktober 2025. Seniman muda berusia 23 tahun Oliver Wihardja (akrab disapa Ollie-ref), mengajak kita menyelami hati dan jiwa kawasan pecinan lewat rangkaian lukisan.
“Semua ini terinspirasi dari Jakarta, Semarang, dan Singapura,” ujarnya, Rabu 8 Oktober 2025.
From Chinatown With Love lahir dari pengalaman pribadi Oliver dan akarnya pada tradisi keluarga.
Tumbuh besar dalam keluarga Tionghoa, ia akrab dengan perayaan imlek, membuat shui jiao menikmati sarapan dim sum, menyantap kue bulan, hingga berkunjung ke kerabat di Semarang.
Kedekatannya dengan Pecinan Semarang—tempat pamannya, Harjanto Halim memimpin Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong—menjadi sumber inspirasi penting dalam koleksi ini.
Pameran ini merekam ritme beragam pecinan di Asia Tenggara, dari pesona Semarang yang teduh dengan sembilan kelenteng bersejarahnya, hiruk pikuk Telok Ayer sampai Pagoda Street di Singapura.
Hingga semaraknya Glodok di Jakarta dengan pasar, kuliner, serta rumah ibadah yang telah berusia ratusan tahun.
Lewat setiap karyanya, Oliver tak hanya menampilkan ruang fisik, tetapi juga kehidupan yang berdenyut di dalamnya—anak-anak bermain di gang, tukang cukur yang akrab dengan pelanggannya, hingga para perajin yang melestarikan tradisi turun-temurun.
Bagian dari Terapi
Didiagnosis autisme pada usia 3,5 tahun, Oliver mulai melukis sejak umur 6 tahun sebagai bagian dari terapi.
Apa yang awalnya sekadar sarana ekspresi diri, berkembang menjadi hasrat sekaligus panggilan hidupnya.
Tahun 2017 saat berusia 16 tahun, ia meraih pengakuan internasional dengan memenangkan hadiah pertama di ANCA World Autism Festival, Vancouver sebuah tonggak awal dalam perjalanan artistiknya.








