Payakumbuh-Era digital telah membawa perubahan besar dalam hampir setiap aspek kehidupan, termasuk dalam dunia bisnis dan organisasi. Kepemimpinan, yang sebelumnya didasarkan pada prinsip-prinsip tradisional, kini harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tuntutan lingkungan kerja yang semakin kompleks.
Pemimpin masa kini dituntut untuk tidak hanya menguasai kemampuan manajemen yang konvensional, tetapi juga harus tanggap terhadap perubahan teknologi, memiliki fleksibilitas yang tinggi, serta mampu mengelola tim yang semakin global dan berbasis digital,”kata Fadil Ahmat Mahasiswa ADP Mohommad Natsir Bukittinggi,kepada wartawan selasa 08 Juli 2025.
Dikatakan Fadil,salah satu tantangan terbesar dalam kepemimpinan di era digital adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat. Pemimpin tidak hanya perlu memahami teknologi baru tetapi juga harus mampu menerapkannya secara efektif dalam operasional organisasi. Ketidakmampuan untuk mengikuti perkembangan ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam pengambilan keputusan strategis atau bahkan kehilangan daya saing. Selain itu, teknologi yang terus berubah menuntut pemimpin untuk selalu meng-upgrade pengetahuan dan keterampilannya.
Era digital membawa perubahan signifikan dalam cara bekerja. Banyak perusahaan sekarang menerapkan model kerja hybrid atau remote, di mana tim tersebar di berbagai lokasi. Ini menuntut pemimpin untuk memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik, serta mampu membangun budaya kerja yang inklusif meskipun timnya tidak berada di lokasi yang sama. Mengelola karyawan yang bekerja jarak jauh bisa menjadi tantangan tersendiri, karena pemimpin harus tetap memastikan produktivitas dan kolaborasi tetap terjaga meskipun tanpa interaksi fisik yang rutin,”ujarnya.
Dibeberkan Fadil,di era digital, data menjadi salah satu aset paling berharga. Pemimpin dituntut untuk memiliki pemahaman yang baik tentang cara mengelola dan menganalisis data secara efektif. Namun, di sisi lain, data juga membawa risiko, terutama terkait keamanan dan privasi. Pemimpin harus mampu menghadapi tantangan ini dengan kebijakan yang ketat mengenai pengelolaan data, sambil tetap menjaga transparansi dan kepercayaan antara organisasi dan karyawan atau pelanggan,”sebutnya.
Hal senada juga disampaikan Randi Saputradi era digital, konsumen memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap kecepatan, personalisasi, dan kenyamanan dalam setiap layanan. Pemimpin perlu memastikan bahwa perusahaan mereka mampu memberikan pengalaman yang memuaskan pelanggan melalui inovasi teknologi. Hal ini menuntut pemimpin untuk lebih responsif terhadap umpan balik konsumen, serta memastikan bahwa timnya dapat beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan yang terus berkembang,”ucap Mahasiswa Adp Mohommad Natsir Bukittinggi itu.
Meskipun membawa tantangan, era digital juga menawarkan akses ke berbagai teknologi inovatif yang dapat mempermudah operasional dan meningkatkan efisiensi. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), analitik data, dan otomasi memungkinkan pemimpin untuk membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat berdasarkan data real-time. Dengan memanfaatkan teknologi ini, pemimpin dapat menghemat waktu dalam pengambilan keputusan dan mengoptimalkan kinerja timnya,”sebut Randi.
Ditambahkan Randi,teknologi digital memungkinkan organisasi untuk beroperasi tanpa batasan geografis. Pemimpin sekarang memiliki kemampuan untuk bekerja dengan tim global, berkolaborasi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya, serta mengakses bakat dari seluruh dunia. Hal ini membuka peluang besar bagi perusahaan untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas, serta memperkaya inovasi dan kreativitas di dalam organisasi.
Dengan adanya platform digital, pemimpin dapat membangun keterlibatan karyawan secara lebih efektif. Misalnya, melalui penggunaan aplikasi kolaboratif dan alat komunikasi digital, pemimpin dapat memastikan bahwa seluruh tim tetap terhubung dan termotivasi. Selain itu, teknologi juga memungkinkan pemimpin untuk memantau kinerja karyawan secara lebih transparan, memberikan umpan balik secara real-time, dan merayakan pencapaian tim dengan cara yang lebih interaktif,”pungkasnya.
Randi juga menyebutkan,era digital membuka peluang bagi pemimpin untuk menciptakan model bisnis yang lebih inovatif. Pemimpin yang proaktif dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan produk atau layanan baru, meningkatkan proses yang ada, atau bahkan mengubah cara organisasi beroperasi secara keseluruhan. Misalnya, e-commerce dan platform digital memungkinkan perusahaan untuk menjangkau konsumen di berbagai belahan dunia dengan lebih mudah dan cepat, tanpa harus mengandalkan infrastruktur fisik yang besar.
Untuk berhasil memimpin di era digital, pemimpin harus mengembangkan beberapa keterampilan utama, seperti:
Adaptabilitas: Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat dan mengelola ketidakpastian sangat penting. Pemimpin harus fleksibel dan siap menghadapi tantangan baru yang mungkin muncul akibat perkembangan teknologi.
Kecerdasan Emosional:Meskipun era digital sangat bergantung pada teknologi, hubungan antar manusia tetap menjadi inti dari kepemimpinan yang sukses. Pemimpin dengan kecerdasan emosional tinggi dapat lebih baik dalam memotivasi tim, membangun kepercayaan, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
Keterampilan Teknis:Pemimpin perlu memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi yang digunakan dalam industri mereka. Meskipun tidak harus menjadi ahli teknis, pemahaman ini akan membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik terkait inovasi dan pengembangan teknologi di dalam organisasi.
Transformasi kepemimpinan di era digital memang membawa tantangan yang kompleks, mulai dari perubahan teknologi, budaya kerja, hingga meningkatnya ekspektasi konsumen. Namun, di balik tantangan tersebut terdapat peluang besar yang dapat dimanfaatkan oleh para pemimpin. Dengan menguasai teknologi, membangun keterampilan komunikasi yang baik, dan tetap fleksibel dalam menghadapi perubahan, para pemimpin dapat memimpin organisasinya menuju kesuksesan di era digital ini,”tutupnya.(Yud)








