Erwin Yunaz Tampil Cukup Apik dalam Diskusi Publik yang Digelar HIPMI Kota Payakumbuh

Calon Wali Kota Payakumbuh Nomor Urut 4 Erwin Yunaz
Calon Wali Kota Payakumbuh Nomor Urut 4 Erwin Yunaz.

Ayonusa.com – Calon Wali Kota Payakumbuh Nomor Urut 4 Erwin Yunaz hadir dalam kegiatan diskusi publik yang digelar oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Payakumbuh. Lima calon kandidat Wali Kota Payakumbuh periode 2024-2029 diundang dalam kegiatan acara diskusi publik kepemudaan dan ekonomi kreatif itu.

Namun diskusi publik tersebut cuman dihadiri oleh 3 calon wako yakni HEY, Zulmaeta, dan YB. Dt. Parmato Alam itu digelar oleh HIPMI Payakumbuh di X Sky Way Present, sebuah kafe di Jalan Jeruk, Kelurahan Koto Kociak Kubu Tapak Rajo,kecamatan Payakumbuh Utara,Senin malam 28 Oktober 2024.

Bacaan Lainnya

Erwin Yunaz tampil cukup apik dalam diskusi itu, sebagai mantan eksekutif (mantan wakil wali Kota Payakumbuh) tentu sudah mengetahui sedikit banyak tentang urusan kepemudaan dan ekonomi kreatif, sehingga Erwin tampak dengan lugas berbicara terkait topik yang dipaparkan oleh moderator kegiatan.

Erwin mengatakan kepala daerah harus bisa mengakomodasi kebutuhan pemuda di masa depan, pemuda adalah calon calon pemimpin yang harus dipersiapkan. Pemuda dan ekraf adalah dua hal yang saling terkait, 80% Pelaku Ekraf adalah Pemuda.

“Visi-misi untuk merangkul dan memberdayakan pemuda sudah tertulis bahwa Payakumbuh akan kita jadikan kota iven melalui 100 even pertahun dengan anggaran melalui kelurahan masing-masing dengan minimal 3 iven kegiatan prioritas setiap kelurahan. 100 even pertahun ini akan kami serahkan kepada pemuda merangkul 17 sub sektor Ekraf,”kata mantan Wawako Payakumbuh itu.

“Pada 2019 lalu pernah mewakili Kota Payakumbuh dalam deklarasi Payakumbuh Creative City Forum, Kota Payakumbuh dijadikan kota kedua di Sumatera Barat setelah ibu Kota Padang,” tambah Erwin.

Erwin Yunaz menegaskan “seeing the past, present, and future”. Rekam jejak menjadi bukti kemampuan seseorang untuk menjadi leader. Bagaimana perubahan yang akan datang ini bisa disikapi.

Terkait perda kawasan tanpa rokok Kota Payakumbuh yang menjadi salah satu topik pada diskusi malam itu, Erwin menekankan pada suatu yang perlu untuk dipahami terlebih dahulu kalau perda KTR itu hadir pada tahun 2011 sementara itu sekarang sudah 2024, tentu ada sesuatu yang tidak bisa dihambat adalah perubahan.

“Perubahan itu harus kita sesuaikan, bagaimana pemuda-pemuda di masa yang akan datang siap dengan kondisi yang ada pada masa itu. 2011-2024 perlu kita bicarakan kembali bagaimana peraturan-peraturan daerah itu bisa berkolaborasi karna masa depan itu adalah kolaborasi,”sebut nya.

Erwin  juga menyebutkan,semua sektor ekraf wajib dilibatkan, termasuk keterlibatan industri rokok sebagai sponsor kegiaran. Mereka siap sedia dan aturan daerah bisa seluas mungkin bekerja sama dengan perusahan-perusahaan atau sponsor untuk meningkatkan kreatifitas di suatu kota, tanpa mengurangi kearifan lokal yang ada di kota itu.

“Saya rasa langkah kongkrit terkait Perda KTR adalah dengan melakukan revisi sesuai dengan keadaan pada masa ini, kita sesuai dengan momok yang muncul bahwa rokok merusak, maka dalam perda harus ada regulasi yang disesuaikan dengan kebutuhan saat ini, masa depan adalah sesuatu yang tidak bisa kita hambat bagaimanapun industri rokok juga bisa terlibat dengan ekraf di Kota Payakumbuh, kita kan bicarakan ini bersama sama untuk menemukan formula yang paling tepat sehingga tidak menghambat munculnya kreatifitas di Payakumbuh,”tutup nya.

Diskusi publik tersebut juga dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Bawaslu Kota Payakumbuh dan jajaran, Kesbangpol Kota Payakumbuh, Karang Taruna Kota Payakumbuh, Uda Uni Kota Payakumbuh, KNPI Kota Payakumbuh, serta 13 BEM dari Kota Payakumbuh dan Lima Puluh Kota. Kehadiran mereka menambah semarak dan keberagaman perspektif dalam diskusi ini.

(YY)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *